Kualitas tebu mengalami penurunan setelah ditebang. Semakin lama rentang waktu antara tebang dan giling, semakin besar penurunan kualitas sukrosanya. Keberadaan jumlah sukrosa dan gula reduksi yang dinyatakan sebagai sukrosa (Total sugar as sucrose, TSAS) selama proses kerusakan tebu belum diketahui. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keberadaan TSAS dalam tebu selama penurunan kualitas berlangsung. Percobaan dilakukan dalam rancangan split-split plot dengan tiga ulangan. Varietas (Ps 56 dan F 154) sebagai perlakuan main plot. Kondisi tebu (dibakar dan tidak dibakar) sebagai perlakuan split plot. Waktu penundaan giling (0, 1, 2, 4 dan 8 hari) sebagai perlakuan split-split plot. Pencacahan dan pemerahan nira tebu menggunakan Jeffco Cutter Grinder dan Hydroulic Press pada 350 kg/cm2 selama 1 menit. Nira hasil pemerahan ditimbang kemudian dianalisis kadar sukrosa, gula reduksi dan TSAS. Ampas diekstrak selama 10 menit dalam Jeffco Wet Disintegrator setelah ditambah air dengan perbandingan berat 1:10 w/w. Kemudian ekstrak niranya dianalisis kadar sukrosa, gula reduksi dan TSAS. Selanjutnya dihitung sukrosa, gula reduksi dan TSAS dalam tebu yang mengalami kerusakan % tebu asal. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kualitas tebu (sukrosa, gula reduksi dan TSAS) Ps 56 lebih baik daripada F 154. Pembakaran tebu menghambat penurunan sukrosa atau menghambat peningkatan gula reduksi. Sukrosa dalam tebu yang mengalami proses kerusakan menurun dengan meningkatnya waktu penundaan giling. Gula reduksi meningkat seiring dengan meningkatnya waktu penundaan giling. Sedangkan TSAS tetap konstan dengan bertambahnya waktu penundaan giling. Konstannya TSAS dalam tebu selama uji penurunan kualitas dimungkinkan untuk digunakan sebagai pendekatan memprediksi nilai potensi sukrosa dalam tebu.

Kata kunci: Kerusakan, TSAS, waktu-tunda, konstan, potensi

Sugarcane will deteriorate soon after harvesting. The longer the elapse time between cut and crush, the more severe the deterioration of it sucrose content. However, the fate of total sugar as sucrose (TSAS) during the deterioration process is not known. This experiment was carried out to investigate the fate of TSAS on sugarcane during deterioration periode. The experiment was conducted in split-split plot design within three replicates. Variety (Ps 56 and F 154), the condition of cane (burned and unburned) and the delay time after harvesting (0, 1, 2, 4 and 8 days) were treated as main plot, sub-plot and sub-sub plot, respectively. Sugarcane were chopped and shreded with Jeffco Cutter Grinder and pressed by Hydraulic Press at 350 kg/cm2 for one minute. The juices then weighed and analyzed for its sucrose, reducing sugar and TSAS. The baggase were extracted in Jeffco Wet Disintegrator after adding with water 1:10, w/w for ten minutes. The extracted juices were analyzed for sucrose, reducing sugar and TSAS. From the data obtained then the sucrose, reducing sugar and TSAS content of deteriorated cane % original sugarcane were calculated. The results showed that the quality of Ps 56 variety was better than F 154. The burning of sugarcane suppresed the rate of inversion of sucrose. Sucrose in sugarcane decreased with the increasing of delay times, but reducing sugar increased with the increasing of delay times. In contrast, TSAS in the sugarcane was constant with delay times increasment. This constant value of TSAS in sugarcane during deterioration test might be used as the predicting the potential sucrose available in deteriorated cane.

Key words: Deteriorated, TSAS, delay times, constant, potential